Masihkah Kita Muliakan Orang Tua ? Sudah sejauh mana engkau melangkah dalam perjalanan kehidupanmu ?
Sudah seberapa besar pencapaian yang engkau hasilkan dari kerja keras yang
engkau anggap itu semata-mata adalah hasil pencapaian mu sendiri ? Sudah seberapa
seringkah engkau mengingat bagaimana sosok Orang tua yang senantiasa mendoakan
mu dan mengharap keberhasilanmu melebihi mereka saat ini ? Ingatlah kembali
mereka, masihkah kita sebagai anak perannya memuliakan Orang Tua ?
Allah Swt berfirman dalam Q.S. AL- Luqman Ayat 14 :
وَوَصَّيْنَا الْإِنسَانَ
بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ
أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ ﴿١٤﴾
Artinya : Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada
dua orang tua, ibu bapaknya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah dan
bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan
kepada dua orang ibu bapakmu. Hanya kepada-Kulah kembalimu. (QS Luqman: 14)
Dalam ayat tersebut, sudah diperintahkan dengan jelas bahwa kita
harus memuliakan orang tua kita. Mahasuci Allah Dzat yang tak pernah bosan
mengurus semua hamba-Nya. Yang telah menjadikan amalan memuliakan orang tua
(birul walidain) sebagai amalan yang amat dicintai-Nya. Demi Allah, siapa pun
yang selalu berusaha untuk memuliakan kedua orang tuanya, niscaya akan Ia
angkat derajatnya ke tempat paling tinggi di dunia maupun di akhirat.
Allah
subhanahu wa ta’ala berfirman, .” (Qs. Al-Ahqaaf : 15) :
وَوَصَّيْنَا الْإِنسَانَ
بِوَالِدَيْهِ إِحْسَاناً حَمَلَتْهُ أُمُّهُ كُرْهاً وَوَضَعَتْهُ كُرْهاً وَحَمْلُهُ
وَفِصَالُهُ ثَلَاثُونَ شَهْراً حَتَّى إِذَا بَلَغَ أَشُدَّهُ وَبَلَغَ أَرْبَعِينَ
سَنَةً قَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ
وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحاً تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي
إِنِّي تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّي مِنَ الْمُسْلِمِينَ
Artinya :“Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua
orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya
dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh
bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun
ia berdo’a: “Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri ni’mat Engkau yang
telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat
berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai. berilah kebaikan kepadaku dengan
(memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau
dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.” (Qs. Al-Ahqaaf :
15)
Alangkah tepat andai firman Allah tersebut kita baca berulang-ulang
dan kita renungkan dalam-dalam. Sehingga Allah berkenan mengaruniakan cahaya
hidayahnya kepada kita, mengaruniakan kesanggupan untuk mengoreksi diri dan
mengaruniakan kesadaran untuk bertanya: "Telah seberapa besarkah kita
memuliakan ibu bapak?". Boleh jadi kita sekarang mulai mengabaikan orang
tua kita. Bisa saja saat ini mereka tengah memeras keringat banting tulang
mencari uang agar studi kita sukses. Sementara kita sendiri mulai malas belajar
dan tidak pernah menyesal ketika mendapatkan nilai yang pas-pasan. Bahkan,
dalam shalat lima waktunya atau tahajudnya mereka tak pernah lupa menyisipkan
doa bagi kebaikan kita anak-anaknya.
Ada seorang perwira tinggi yang sukses dalam karirnya, ternyata
memiliki jawaban yang "sederhana" ketika ditanya seseorang,
"Waktu kecil apakah Bapak pernah bercita-cita ingin jadi seorang
jenderal?" Pertanyaan itu dijawabnya dengan tegas; "Saya tidak pernah
bercita-cita seperti itu, kalau pun ada yang saya dambakan ketika itu, bahkan
hingga sekarang, saya hanya ingin membahagiakan kedua orang tua saya!"
Betapa dengan keinginan yang sepintas tampak sederhana, ia memiliki energi yang
luar biasa, sehingga mampu menempuh jenjang demi jenjang pendidikan dengan
prestasi gemilang.
Bahkan ketika mulai masuk dinas ketentaraannya, ia mampu meraih
jenjang demi jenjang dengan gemilang pula, hingga sampai pada pangkat yang
disandangnya sekarang. Subhanallah. Karena itu, kita jangan sampai mengabaikan
amalan yang sangat disukai Allah ini. Rasulullah SAW menempatkan ibu "tiga
tingkat" di atas bapak dalam hal bakti kita pada keduanya. Betapa tidak,
sekiranya saja kita menghitung penderitaan dan pengorbanan mereka untuk kita,
sungguh tidak akan terhitung dan tertanggungkan. Seorang ulama mengatakan,
"Walau kulit kita dikupas hingga telepas dari tubuh tidak akan pernah bisa
menandingi pengorbanan mereka kepada kita.
Sebagaimana
dikemukakan dalam sebuah hadits,
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ
رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ فَقَالَ :يَا رَسُوْلَ اللهِ، مَنْ أَحَقُّ النَّاسِ بِحُسْنِ صَحَابَتِي؟
قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ أُمُّكَ،
قَالَ ثُمَّ مَنْ، قَالَ أَبُوْكَ
Artinya : Dari Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu, belia berkata,
“Seseorang datang kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dan berkata,
‘Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?’ Nabi
shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Dan orang tersebut kembali
bertanya, ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab,
‘Ibumu!’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau
menjawab, ‘Ibumu.’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi,’ Nabi
shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Kemudian ayahmu.'” (HR. Bukhari no. 5971
dan Muslim no. 2548)
Alangkah lebih baik apabila kita bersabar dan teruslah panjatkan
doa. Karena itu, jangan tunda waktu untuk membahagiakan mereka. Mohonkanlah
maafnya atas segala kesalahan dan kelalaian kita selama ini. Karena siapa tahu
Allah akan segera menakdirkan perpisahan antara kita dengan mereka untuk
selama-lamanya. Kalau keduanya sudah berada di dalam kubur, bagaimana kita bisa
mencium tangannya.
Kita tidak bisa mempersembahkan bakti apapun kalau mereka sudah
terbujur kaku. Jangan enggan untuk menjaga, membela, membahagiakan, memuliakan,
menghormati, dan berbuat yang terbaik terhadap keduanya. Jangan lupa untuk
selalu mendoakan keduanya agar mendapatkan khusnul khatimah. Mudah-mudahan
perjuangan kita yang ikhlas dalam memuliakan keduanya membuat Allah ridha,
sehingga Ia berkenan mengangkat derajat mereka berdua dan kita pun menjadi
hamba yang berada dalam naungan cahaya ridha-Nya. Wallahu a'lam bish-shawab.
Berikan penghargaan dan kemuliaan setinggi-tingginya pada keduaorang tua kita. Bersyukurlah jika kita masih diberi kelengkapan pada keduanya.
Doakanlah terus-menerus keduanya sebagaiman keduanya mendoakan mu dalam
langkahnya.
Tidak ada komentar: