Tujuan penciptaan manusia adalah
agar beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Namun dalam perjalannya
manusia bisa melakukan salah dan khilaf baik yang disadari maupun tidak
disadari oleh dirinya sendiri. Oleh karena itu setiap muslim seharusnya senantiasa
memperbaiki dirinya sendiri agar terbebas dari perbuatan dosa yang mengotori
jiwa dan amal perbuatan mereka. Ada adab-adab yang bisa dilakukan oleh setiap
muslim agar dapat menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Berikut adab-adab
seorang muslim terhadap dirinya sendiri.
1. Taubat
Manusia tidak
bisa terlepas daripada perbuatan salah dan dosa. Makanya penting bagi setiap
muslim untuk senantiasa bertaubat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karena sebaik-baik
manusia yang adalah mereka yang bertaubat saat menyadari telah melakukan
perbuatan dosa dalam dirinya. sebagaimana sabda Rasûlullâh Shalllallahu ‘alaihi
wa sallam :
كُلُّ بَنِى آدَمَ
خَطَّاءٌ، وَخَيْرُ الْخَطَّائِيْنَ التَّوَّابُوْنَ
Setiap anak Adam
pasti berbuat salah, dan sebaik-baik orang yang berbuat kesalahan adalah yang
bertaubat. (HR. Ahmad)
Allah Subhanahu
wa Ta’ala memerintahkan kepada kita agar bertaubat dan itu merupakan sebuah kewajiban
yang harus dikerjakan setiap muslim sebelum ajal menjemput. Allâh Subhanahu wa
Ta’ala berfirman
وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ
جَمِيعًا أَيُّهَ الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Dan bertaubatlah
kamu semua kepada Allâh, wahai orang-orang yang beriman, agar kamu beruntung.
[An-Nûr/24:31]
Dalam ayat yang
lain Allah juga berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
آمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَصُوحًا
Wahai
orang-orang yang beriman! Bertaubatlah kepada Allâh dengan taubat yang
semurni-murninya (ikhlas) [At-Tahrîm/66:8].
Allâh Subhanahu
wa Ta’ala dan Rasul-Nya Shalllallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan untuk
bertaubat, karena taubat merupakan jalan kebahagiaan, jalan menuju surga,
pembersih hati, penghapus dosa, dan menjadi sebab keridhaan Allâh Azza wa Jalla
. Taubat yang dimaksud ialah taubatan nasuha yakni bertaubat kepada Allah Azza
wa Jalla dengan sesungguh-sungguhnya. Tanpa disertai niatan untuk kembali melakukan
kesalahan yang sama atau jalan yang salah.
2. Muhasabah
Muhasabah diri
adalah mengevaluasi setiap perbuatan yang telah dilakukan. Dalam kesehariannya
setiap muslim hendaknya melakukan evaluasi terhadap dirinya sendiri akan
perbuatan apa yang telah ia lakukan, baik aktifitas dunia maupun untuk akhiratnya.
Muhasabah diri ini penting dilakukan agar setiap muslim orientasi hidupnya
tidak keliru atau salah dengan tujuan utamanya sebagai hambaNya yakni untuk
beribadah kepadanya. Allah berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ
إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
“Hai orang-orang
yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan
apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada
Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS.
Al-Hasyr: 18).
Ketika seorang
muslim melakukan muhasabah diri maka setelahnya ia akan bertaubat atas
kesalahan dan khilaf yang sudah ia lakukan. Dan itulah sebaik-baik manusia
karna bertaubat setelah menyadari dosa yang telah ia lakukan.
3. Muraqabah
Muraqabah
merupakan perasaan bahwa apa ya yang kita lakukan senantiasa dengan segala
gerak-geriknya dalam pengawasan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dengan memiliki
perasaan ini, maka setiap muslim akan selalu berhati-hati dalam beraktifitas
sehingga tidak mudah melakukan kesalahan dan dosa. Dalam surat Asy-Syu’ara’ Allah
berfirman
الَّذِي يَػرَاؾَ
حِينَ تَػقُو . وَتَػقَلُّبَكَ فِي السَّاجِدِينَ
“Yang melihat
kamu ketika kamu berdiri (untuk sembahyang), dan (melihat pula) perubahan gerak
badanmu di antara orang-orang yang sujud.” (QS Asy-Syu’araa’, 218-219).
Dan sabda
Rasulullah saw. tentang muraqabah yang diriwayatkan Muslim:
اَلاِِحْسَانُ أَنْ
تَعْبُدَ اﷲَ كَأنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ
"Ihsan
adalah, kamu menyembah Allah seolah-olah kamu melihat-Nya, dan jika memang kamu
tidak dapat melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu".
4. Mujahadah
Hidup didunia
ini hanyalah sementara, yang mana muaranya adalah kehidupan kelak nanti
diakhirat. Banyak orang yang bersungguh-sungguh dalam mengejar dunianya,
seperti pekerjaan, pendidikan dan sebagainya.Namun, seringkali mereka malah
tidak bersungguh-sungguh dalam beribadah, bertaubat serta perbuatan untuk bekal
akhiratnya nanti. Ia menjalani ibadah dan berislam yang seadanya saja bahkan
cenderung kearah “yang penting mengerjakan”. Padahal bersungguh-sungguh dalam
beribadah akan membuat setiap muslim selamat nantinya. Allah Azza wa Jalla dalam
surat Al-Muzzamil ayat 8 berfirman
وَاذْكُرِ اسْمَ رَبِّكَ
وَتَبَتَّلْ إِلَيْهِ تَبْتِيلًا
Sebutlah nama
Tuhanmu, dan beribadatlah kepada-Nya dengan penuh ketekunan. (QS.
Al-Muzzamil:8).
Rasulullah juga bersabda :
حَدَّثَنَا عَبْدُ
اللَّهِ بْنُ عَامِرِ بْنِ زُرَارَةَ وَإِسْمَعِيلُ بْنُ مُوسَى قَالَا حَدَّثَنَا
شَرِيكُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَارِبُوا وَسَدِّدُوا
فَإِنَّهُ لَيْسَ أَحَدٌ مِنْكُمْ بِمُنْجِيهِ عَمَلُهُ قَالُوا وَلَا أَنْتَ يَا رَسُولَ
اللَّهِ قَالَ وَلَا أَنَا إِلَّا أَنْ يَتَغَمَّدَنِي اللَّهُ بِرَحْمَةٍ مِنْهُ وَفَضْلٍ
Telah menceritakan
kepada kami [Abdullah bin ‘Amir bin Zurarah] dan [Isma’il bin Musa] keduanya
berkata; telah menceritakan kepada kami [Syarik bin Abdullah] dari [Al A’masy]
dari [Abu Shalih] dari [Abu Hurairah] dia berkata, “Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda: “Bertaqarublah kalian dan bersungguh-sungguhlah
(dalam beribadah), sebab sesungguhnya tidak ada seorangpun dari kalian yang
selamat karena amalnya.” Mereka berkata, “Begitu juga dengan anda wahai
Rasulullah! ” Beliau menjawab: “Begitu juga dengan saya, hanya saja Allah
meliputiku dengan rahmat dan kemuliaan-Nya.” (HR Ibnu Majah No 4191).
Begitulah adab-adab terhadap diri
sendiri dalam Islam, semoga dengan kita melaksanakan dengan mengharapkan
RidhoNya kelak mendapatkan kebahagiaan dunia dan Akhirat.
Tidak ada komentar: