Tetangga adalah orang yang
tinggal disekitar rumah kita. Meskipun kita tidak memiliki hubungan kekerabatan
namun, Islam mensyariatkan umatnya agar berbuat baik kepada tetangga. Sesuai dengan
firman Allah dalam surat An-Nisaa ayat 36 :
وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا
بِهِ شَيْئًا ۖ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَىٰ وَالْيَتَامَىٰ
وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْبِ
وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ مَنْ
كَانَ مُخْتَالًا فَخُورًا
“Sembahlah Allah dan janganlah
kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Dan berbuat baiklah kepada dua
orang ibu bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga
yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba
sahaya-mu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan
membangga-banggakan diri”. [An-Nisaa/4 : 36].
Dalam ayat diatas dijelaskan
bahwa Allah memerintahkan umatnya untuk menyembah Allah, tidak
mempersekutukannya dan berbuat baik kepada dua orang tua, kerabat dan salah
satuny kepada tetangga. Betapa dalam Islam sendiri kita juga disyariatkan untuk
memuliakan tetangga kita sendiri. Rasulullah SAW bersabda dalam hadistnya:
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنْ
رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
قَالَ : (( مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا
أَوْ لِيَصْمُتْ ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَلْيُكْرِمْ
جَارَهُ ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ)).
رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu
‘anhu , dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam , beliau bersabda:
“Barang siapa beriman kepada Allah dan hari Akhir, hendaklah ia berkata baik
atau diam. Barang siapa beriman kepada Allah dan hari Akhir, hendaklah ia
menghormati tetangganya. Dan barang siapa beriman kepada Allah dan hari Akhir,
hendaklah ia memuliakan tamunya”. [HR al-Bukhâri dan Muslim].
Hadist diatas mencontohkan
perbuatan-perbuatan yang merupakan perkara dari adanya Iman dalam diri seorang
muslim. Orang yang beriman kepada Allah dan hari Akhir hendaklah ia menghormati
tetangganya. Setiap muslim yang taat hendaknya senantiasa menjaga hubungan yang
baik dengan para tetangganya. Bahkan contoh yang amat sederhana nih, misal kita
sedang memasak dan harum aroma masakan kita sampai kepada tetangga kita maka
kita disunahkan untuk memberi makan kepada tetangga kita tersebut.
Selain itu berbuat baik dengan
tetangga juga bisa menimbulkan hubungan yang harmonis, saling menjaga satu sama
lain. Bayangkan saat kita terjadi musibah siapa orang yang pertama kali
menolong kita? Tentu tetangga kita sendiri bukan kerabat kita karena rumah
tetangga kita persis dekat dengan kita. Betapa pentingnya tetangga dalam
kehidupan sehari-hari kita, tidak hanya anjuran berbuat baik ssaja yang
disyariatkan oleh Islam. Namun juga,dalam syariat Islam terdapat ancaman yang
amat nyata apabila kita enggan dan lalai dalam berbuat baik dengan tetangga. Bahkan
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam menafikan keimanan dari orang yang
lisannya kerap menyakiti tetangga. Beliau Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda
وَاللهِ لَا يُؤْمِنُ ، وَاللهِ لَا
يُؤْمِنُ ، وَاللهِ لَا يُؤْمِنُ . قِيْلَ: وَ مَنْ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ: الَّذِيْ
لَا يَأْمَنُ جَارُهُ بَوَائِقَهُ
“Demi Allah, tidak beriman, tidak
beriman, tidak beriman. Ada yang bertanya: ‘Siapa itu wahai Rasulullah?’.
Beliau menjawab: ‘Orang yang tetangganya tidak aman dari bawa’iq-nya
(kejahatannya)‘” (HR. Bukhari 6016, Muslim 46).
Bahkan mengganggu tetangga
termasuk dosa besar karena pelakunya diancam dengan neraka. Ada seorang sahabat
berkata:
يا رسول الله! إن فلانة تصلي الليل
وتصوم النهار، وفي لسانها شيء تؤذي جيرانها. قال: لا خير فيها، هي في النار
“Wahai Rasulullah, si Fulanah
sering shalat malam dan puasa. Namun lisannya pernah menyakiti tetangganya.
Rasulullah bersabda: ‘Tidak ada kebaikan padanya, ia di neraka’” (HR. Al Hakim
dalam Al Mustadrak 7385, dinilai shahih oleh Al Albani dalam Shahih Adabil
Mufrad 88).
Demikian indahnya Islam
mengajarkan hidup bertetangga, membangun harmonisasi dengan tetangga, saling
mengulurkan tangan dalam kesusahan, dan saling memberi penghargaan dan
keselamatan manakala tetangga mendapat keberuntungan.
Tidak ada komentar: