Sebagai
manusia, rasanya sudah menjadi sesuatu yang wajar untuk selalu diperhatikan,
dipuji, sampai ingin dianggap paling baik dimata manusia. Ini sudah menjadi
naluri dalam diri setiap manusia. Meskipun itu merupakan hal yang manusiawi,
namun kita mesti waspada serta hati-hati karena itu akan menyebabkan timbulnya
rasa sombong dan riya dalam hati kita. Hal ini akan mengaburkan keikhlasan kita
dalam melakukan segala aktifitas, yang akhirnya bukan karena mengharap Ridho
Allah namun malah menjadi mengharap pujian kepada manusia. Padahal sifat sombong
sangat dibenci oleh Allah. Dalam surat Luqman ayat 18 Allah Ta’ala berfirman,
وَلاَ
تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلاَ تَمْشِ فِي اللأَرْضِ مَرَحاً إِنَّ اللهَ لاَ يُحِبُّ
كُلَّ مُخْتَالٍ فَجُوْرٍ {18}
“Dan
janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah
kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS. Luqman:18)
Sebagai
seorang muslim, hendaknyalah kita menjauhi sifat sombong ini dan memupuk sifat
rendah hari (tawadhu) dalam diri kita masing-masing. Sifat tawadhu atau rendah
hati ini sangat dianjurkan untuk dimiliki oleh setiap pribadi muslim. Hal ini
sesuai firman Allah dalam Surat As-Syuara ayat 215 yang berbunyi
وَاخْفِضْ
جَنَاحَكَ لِمَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ
dan
bersikap rendah hatilah kamu terhadap orang-orang beriman yang mengikutimu. (Q.S
As-Syuara: 215)
Dalam
hadist riawayat Muslim, Rasulullah juga bersabda:
وَإِنَّ
اللَّهَ أَوْحَى إِلَيَّ أَنْ تَوَاضَعُوا حَتَّى لَا يَفْخَرَ أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ
وَلَا يَبْغِ أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ
“Sesungguhnya
Alloh mewahyukan kepadaku agar kalian tawadhu’, hingga tidak ada seorang pun
yang membanggakan dirinya atas orang lain dan tidak ada lagi orang yang
menyakiti atas orang lain.” (HR. Muslim: 2865)
Untuk
menjadi pribadi yang tawadhu tentu bukanlah sesuatu yang mudah, perlu
langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menanamkan diri sifat tawadhu
didalam diri kita. Oleh karena itu ada beberapa hal yang bisa kita lakukan
untuk menanamkan sifat tawadhu dalam diri kita, antara lain :
1. Mengenal
siapa Tuhanmu
Saat kita mengenal Allah
Subhanahu Wa Ta’ala sebagai Tuhan yang Maha Kuasa, tidak ada hal yang tanpa
IzinNya bisa terjadi. Maka kita akan merasa bahwa kita terlalu lemah tanpa ada
Pertolongan dariNya. Dengan begitu secara tidak langsung kita akan merasa
Tawadhu bahwa segala hal yang terjadi dan telah kita dapatkan semua karena atas
izin dan kehendak dariNya, lalu apa yang mesti kita sombongkan?. Dalam Surat
Al-Baqarah ayat 117 Allah Berfirman
بَدِيعُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ
ۖ وَإِذَا قَضَىٰ أَمْرًا فَإِنَّمَا يَقُولُ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ
Allah Pencipta langit dan
bumi, dan bila Dia berkehendak (untuk menciptakan) sesuatu, maka (cukuplah) Dia
hanya mengatakan kepadanya: "Jadilah!" Lalu jadilah ia. (QS.
Al-Baqarah :117)
2. Mengetahui
tujuan diciptakannya manusia di muka bumi
Ketika kita fokus akan
tujuan kita maka kita hanya berpikiran bagaimana mencapainya. Begitupun pula
saat kita mengetahui tujuan diciptakannya kita sebagai manusia oleh Allah Azza
wa Jalla maka kita tidak akan lagi berfikiran untuk sombong, dan malah akan
membuat kita menjadi rendah hati dan tawadhu karena segala hal yang kita
lakukan adalah beribadah dan mengharapkan Ridho dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Allah Ta’ala berfirman dalam surat Adz-Dzariat ayat 56 :
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالإنْسَ
إِلا لِيَعْبُدُونِ
“Dan tidaklah Aku
menciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka menyembah-Ku”. (QS. Adz
Dzariyat: 56).
3. Mengetahui
kekurangan atau aib dalam diri kita
Tidak ada manusia yang sempurna di
muka bumi termasuk kita. Karena kita memilki kekurangan bahkan aib yang mungkin
hanya kita dan Allah lah yang tahu. Lalu buat apa menyombongkan diri saat kita
tahu bahwa kitapun punya kekurangan dan aib? Hal ini tentu mendorong kita untuk
bersikap tawadhu dan rendah hati.
Tidak ada komentar: